PERBANDINGAN COST PRINCIPLE
VS
FAIR VALUE ACOUNTING
Historical Cost Principle adalah prinsip yang
menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal,
dan biaya. Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang
disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga
perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara dua belah pihak yang
bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak
ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya.
Sedangkan Fair Value adalah Berdasarkan FASB
Concept Statement No.7 dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa fair
value adalah harga yang akan diterima dalam penjualan aset
atau pembayaran untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi yang tertata
antara partisipan di pasar dan tanggal pengukuran (Perdana, 2011).
IAI dalam buletin teknis no.3, Paragraf PA84
manyatakan bahwa: Dasar dari definisi fair value adalah asumsi
bahwa entitas merupakan unit yang akan beroperasi selamanya tanpa ada intensi
atau keinginan untuk melikuidasi, untuk membatasi secara material skala
operasinya atau transaksi dengan persyaratan yang merugikan. Dengandemikian, fair
value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam
suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan
akibat kesulitan keuangan. Nilai adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas
kredit suatu instrumen.
Kelemahan historical cost menurut Muljono yang dikutip dari Kodrat (http://www.petra.ac.id/~puslit/journals)
antara lain:
1. Adanya pembebanan biaya yang terlalu kecil
karena pendapatan untuk suatu hal tertentu pada saat tertentu akan dibebani
biaya yang didasarkan pada suatu nilai uang yang telah ditetapkan beberapa
periode yang lalu pada saat pencatatan terjadinya biaya tersebut,
2. Nilai aktiva yang dicatat dalam neraca akan
mempunyai nilai yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan perkembangan
harga daya beli uang terakhir. Di samping itu juga terjadi perubahan-perubahan
kurs yang cepat atas aktiva dan pasiva dalam valuta asing yang dikuasai
persahaan sehingga mengalami kesulitan dalam perhitungan selisih kurs yang
tepat,
3. Alokasi biaya untuk depresiasi, amortisasi
akan dibebankan terlalu kecil dan mengakibatkan laba dihitung terlalu besar,
4. Laba/rugi yang terjadi yang dihasilkan oleh
perhitungan laba/rugi yang didasarkan pada asumsi adanya stable
monetary unit tersebut tidaklah riil apabila diukur dengan
perkembangan daya beli uang yang sedang berlangsung,
5. Perusahaan tidak akan memperahankan real-capital-nya
dan ada kecenderungan terjadinya kanibalisme terhadap modal sehubungan dengan
pembayaran pajak perseroan dan pembagian laba yang lebih besar daripada
semestinya,
6. Menyalahi mathematical principle karena
berbagai himpunan yang tidak sama dijumlahkan menjadi satu dan
7. Di samping hal-hal di atas akan timbul
kesulitan-kesulitan bagi manajemen perusahaan apabila harus mendasarkan pada
laporan akuntansi yang disusun atas dasar asumsi adanya stable monetary
unit.
Kelebihan Historical cost:
1. Historical cost relevan dalam membuat keputusan ekonomi
2. Historical cost berdasarkan pada transaksi yang sesungguhnya,
tidak pada kemungkinan.
3. Selama sejarah, laporan keuangan yang
menggunakan historical cost sangat berguna.
4. Pengertian terbaik mengenai konsep keuntungan
adalah kelebihan dari harga jual dari historical cost.
5. Akuntan harus menjaga integritas datanya dari modifikasi
internal
6. Seberapa bergunanya laporan keuangan tergantung
dari current cost atau exit price
7. Perubahan dalam harga pasar dapat diungkapkan
sebagai data tambahan.Terjadi ketidakcukupan data dalam membenarkan penolakanhistorical
cost accounting.
Kelemahan Fair Value
Menurut Tim Krumwiede (2008;38) terdapat berapa
kritik penting terhadap fair value:
1. Meskipun bermaksud baik namun perkiraan manajemen tentangfair
value bisa menjadi salah pada luas berbagai prediksi dan asumsi yang
salah.
2. Oportunistik dan ketidakjujuran manajemen dapat
mengambil keuntungan dari penilaian dan estimasi yang digunakan dalam proses
manipulasi dan mengurutkan angka pada hasil dalam angka pendapatan yang
diinginkan.
Kelebihan Fair Value
Penman (2007;33) mengemukakan argument mengenai
kelebihan dariFair Value:
1. Investor-investor berkaitan dengan nilai, bukan
biaya, maka melaporkan fair value
2. Dengan berlalunya waktu, harga historis jadinya
tidak relevan di dalam menaksir posisi keuangan suatu entitas. Harga
menyediakan informasi terbaru sekitar nilai dari aset-aset.
3. Akuntansi fair value melaporkan
aset dan kewajiban dalam cara yang ekonomis akan memperhatikan mereka; fair
value mencerminkan unsur pokok ekonomi yang benar.
4. Akuntansi fair value melaporkan economic
income: seturut diterima secara luas defenisi Hicksian dari pendapatan
sebagai perubahan dalam kekayaan, perubahan dalam fair value dari
aset bersih pada neraca menghasilkan pendapatan. Akuntansi fair value adalah
solusi kepada permasalahan akuntan dalam pengukuran pendapatan, dan lebih
disukai dibanding ratusan peraturan yang mendasari pendapatan historical
cost
5. Fair value adalah penukuran berbasis pasar yang tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor khusus untuk entitas tertentu; secara setimpal
itu menunjukkan satu pengukuran yang tidak bisa yang konsisten dari periode ke
periode dan lintas entitas.
Perlunya Konvergensi ke
IFRS
Pengungkapan dan penyajian informasi merupakan
suatu upaya fundamental untuk menyediakan informasi mengenai laporan keuangan
bagi pengguna laporan keuangan. Dalam pengungkapan dan penyajian informasi
tersebut dibutuhkan sebuah aturan atau standar. Standar akuntansi mencakup
konvensi, peraturan, dan prosedur yang telah disusun, dan disahkan oleh sebuah
lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.
Permasalahan akan kebutuhan standar yang
berkualitas tersebut menuntun akan pengadopsian IFRS (International Financial
Reporting Standard) yang berdasar atas adanya peningkatan kualitas
akuntansi dan keseragaman standar internasional. IFRS merupakan jawaban atas
permasalahan akan kredibilitas dan transparansi pelaporan keuangan yang harus
lebih ditingkatkan.
IFRS adalah standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar
Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh
empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan
keuangan interimperusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan
dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan
dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan,
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk
akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak
melebihi manfaat untuk para pengguna.
Sedangkan manfaat dari adanya suatu standar
global:
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi
dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standart pelaporan
keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia
akan memperbaiki efisiensi alokasi local
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih
baik
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan mengenai merger dan akuisisi
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standar dapat disebarkan dalam mengembangkan standar global yang
berkualitas tertinggi.
Hamonisasi telah berjalan cepat dan efektif,
terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standar
pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak negara yang telah mengadopsi
IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar nasional.
Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna
laporan keuangan lainnya.
OTORITAS PASAR MODAL
DIBEBRAPA NEGARA
Amerika Serikat
Pemegang otoritas pasar modal di Amerika Serikat
adalah Securities and Exchange Commission (SEC). SEC dibentuk pertama kalinya
pada tahun 1934, dimana peran utamanya adalah untuk mengatur penerbitan dan
transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (publik).
Seluruh perusahaan yang sahamnya dimiliki publik oleh SEC diharuskan untuk
melengkapi laporan keuangan tahunan, laporan keuangan kwartalan, dan informasi
lainnya secara berkala mengenai peristiwa-peristiwa yang dianggap signifikan.
SEC juga mewajibkan perusahaan public agar laporan keuangan eksternalnya
diaudit oleh akuntan independen.
SEC dibentuk untuk membantu investor memiliki
informasi yang memadai mengenai perusahaan investee. SEC sangat
fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan publik dan pengembangan standar
akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses pembentukan standar
akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi
keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham.
SEC memiliki mandat untuk menetapkan
prinsip-prinsip akuntansi. Perusahaan yang terdaftar di bursa efek diwajibkan
untuk menyampaikan laporan keuangan mereka kepada SEC. Jika SEC mendapati bahwa
ada perusahaan public yang laporan keuangannya mengandung ketidaksesuaian
dengan standar akuntansi atau menyalahi prinsip pengungkapan informasi
(disclosure), maka SEC melalui surat pernyataannya akan meminta perusahaan
bersangkutan untuk menanggapi dan memperbaikinya. Apabila tidak juga ditanggapi
maka SEC memiliki kekuasaan untuk mengeluarkan perintah penghentian, yang
melarang perusahaan public yang bersangkutan menerbitkan dan memperdagangkan
sekuritas bursa efek.
2. Indonesia
Pemegang otoritas pasar modal di Indonesia
adalah Bapepam. Pada waktu Pasar Modal dihidupkan kembali tahun 1976,
dibentuklah Bapepam, singkatan dari Badan Pelaksana Pasar Modal.
Menurut Keppres No.52/1976, Bapepam bertugas:
·
Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan
menjual saham-sahamnya melalui Pasar Modal apakah telah memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan sehat serta baik
·
Menyelenggarakan Bursa
Pasar Modal yang efektif dan efisien
·
Terus-menerus mengikuti
perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual saham-sahamnya melalui pasar
modal.
Bapepam dipimpin oleh seorang ketua yang
diangkat oleh Presiden dan dalam melaksanakan tugasnya ia bertanggung-jawab
kepada Menteri Keuangan.
3. Inggris
Pemegang otoritas pasar modal di Inggris adalah
Finansiala Services Auhority (FSA).
4. Jepang
Pemegang otoritas pasar modal di Jepang adalah
Japan FSA.
5. Australia
Pemegang otoritas pasar modal di Australia
adalah Australian Prudential Regulatory Authority (APRA).
6. Singapura
Pemegang otoritas pasar modal di Singapura
adalah Monetary Authority of Singapore. Didirikan pada tahun 1971 untuk
mengawasi fungsi-fungsi keuangan terkait dengan perbankan dan keuangan. Sebelum
pembentukan, fungsi keuangan dilakukan oleh Departemen pemerintah dan agen.
Sebagai negara berkembang Singapura, klaim dari
perbankan semakin kompleks dan lingkungan keuangan mengharuskan perampingan
fungsi untuk memudahkan pengembangan kebijakan yang lebih dinamis dan koheren tentang
hal-hal keuangan. Oleh karena itu pada tahun 1970, Parlemen Singapura melewati
hukum Otoritas Moneter Singapura yang mengarah pada pembentukan MAS pada 1
Januari 1971.
7. Hong Kong
Pemegang otoritas pasar modal di Singapura
adalah Hong Kong Monetary
Authority.
8. Perancis
Pemegang otoritas pasar modal di Perancis adalah Autorite des Marches Financiers atau
AMF.
BADAN-BADAN PEMBUAT
STANDAR AKUNTANSI
DIMASING-MASING NEGARA
& PRODUKNYA
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan,
dan prosedur yang telah disusun, dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan
pembentuk standar) pada saat tertentu. Standar akuntansi merupakan masalah yang
penting dalam dunia profesi akuntansi, termasuk bagi para pemakai laporan
keuangan. Karena itu, mekanisme pembentukan standar akuntansi haruslah diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan secara terus-menerus
berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha, dan
kemajuan teknologi.
1. Amerika Serikat
Ada empat organisasi yang memiliki pengaruh
besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat,
yaitu:
1. Securities and Exchange Commission (SEC)
2. American Institute of Certified Public Accountans (AICPA)
3. Finansial Accounting Standards Board (FASB)
4. Governmental Accounting Standards Board (GASB)
Securities and Exchange Commission (SEC)
SEC
dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana peran utamanya adalah untuk
mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada
khalayak ramai (publik). SEC juga mewajibkan perusahaan public agar laporan
keuangan eksternalnya diaudit oleh akuntan independen.
SEC
sangat fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan publik dan pengembangan
standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses pembentukan standar
akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi
keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham. SEC memiliki mandat untuk
menetapkan prinsip-prinsip akuntansi
American Institute of Certified Public
Accountans (AICPA)
AICPA
adalah sebuah organisasi profesi akuntan public di Amerika. Organisasi ini
didirikan pada tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan dengan nama Journal
of Accountancy. AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan
pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan (penyelenggaraan) ujian
sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan publik.
Atas
desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on Accounting
Procedure (CAP). CAP yang beranggotakan akntan praktisi, menerbitkan
51 Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai
masalah akuntansi sepanjang tahun 1939 sampai dengan tahun 1959. Namun,
pendekatan masalah per masalah ini gagal memberikan kerangka prinsip akuntasni
yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan yang diinginkan. Untuk itu,
pada tahun 1959 AICPA mendirikan Accounting Principles Boards (APB).
Tugas
utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip
akuntansi, menentukan praktik akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan
yang ada serta ketidakkonsistennan yang terjadi dalam praktik akuntansi saat
itu. Seiring berjalannya waktu, APB dianggap kurang produktif dan gagal
bertindak cepat dalam menangani kasus-kasus penyimpangan akuntansi yang terjadi
pada saat itu. Pada tahun 1971, ketua profesi akuntansi di Amerika, dalam upaya
mencegah intervensi lebih lanjut dari pemerintah, membentuk Study Group
on Establishment of Accounting Principles. Komite ini diketuai oleh Francis
Wheat, dan secara luas dikenal dengan nama Wheat Committee. Komite ini bertugas
untuk mengkaji ulang struktur organisasi dan operasi APB serta menentukan
perubahan apa yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam
penyelesaian masalah akuntansi. Hasil studi ini juga pada akhirnya
mengakibatkan dibubarkannya APB.Wheat Committee lalu
merekomendasikan pembentukan FAF (Financial Accounting Foundation), FASB
dan FASAC (Financial Accounting Standasds Advisory Council),di samping
itu juga merekomendasikan agar standar yang ditetapkan adalah standar yang
mudah digunakan atau dengan kata lain memiliki kepraktisan di dalam
penerapannya.
Ketika
APB dibubarkan dan digantikan oleh FASB, AICPA membentukAccounting Standars
Executive Committee (AcSEC) sebagai komite yang berwenang berbicara
atas nama AICPA di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan. Berbagai ketetapan
yang dihasilkan oleh komite ini adalah Pedoman Audit dan Akuntansi Industri, Statement
of Position (SOP), dan Buletin Praktik. Pedoman Audit dan Akuntansi
Industri mengikhtisarkan praktik-praktik akuntansi dari industri tertentu dan
menyediakan pedoman (arahan) khusus menyangkut masalah-masalah yang tidak
ditangani FASB seperti akuntansi untuk kasino, maskapai penerbangan dan banyak
lainnya. Statement of Position (SOP) menyediakan pedoman atas
topik-topik pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik
tersebut. SOP bisa memperbaharui, merevisi, atau mengklarifikasi
pedoman-pedoman audit dan akuntansi, atau bahkan menyediakan pedoman independen.
Sedangkan Buletin Praktik berisi pandangan AcSEC menyangkut masalah pelaporan
keuangan yang lebih sempit, yang tidak menyangkut masalah pelaporan keuangan
yang lebih sempit, yang tidak ditangani oleh FASB.
Akhir-akhir
ini, peran AICPA dalam penetapan standar akuntansi telah dikurangi. FASB dan
AICPA telah sepakat bahwa AICPA dan AcSEC tidak lagi mengeluarkan pedoman
akuntansi untuk perusahaan public. Namun demikian, AICPA tetap merupakan
pemimpin dalam pengembangan standar audit melaluiAuditing Standards Board.
Financial Accounting Standards Boards (FASB)
FASB
merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973,
menggantikan APB. Anggota FASB berasal dari berbagai latar belakang (audit,
akuntansi korporasi, jasa keuangan, dan akademisi). Penunjukan anggota FASB
yang baru, dilakukan oleh Financial Accounting Foundation (FAF). FAF adalah
sebuah badan independen, sama seperti FASB, yang dibentuk dengan wakil dari
profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan akademisi.
Fungsi
utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan
standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statement of
Financial Accounting Standards (SFAS). FASB juga menerbitkanStatement
of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja
konseptual yang memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.
SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai konsep fundamental yang akan digunakan
FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di masa
depan. Tidak seperti SFAS, SFAC bukan merupakan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
Standar
akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Dalam
menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan
dari seluruh komunitas dan menetapkannya secara transparan di depan publik. Hal
ini dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya secara adil
(tanpa memihak) kepada semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat
mereka sebelum standar yang baru diterbitkan dan diberlakukan.
Governmental Accounting Standards Board (GASB)
GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan
tugas menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah. Sturuktur organisasi
GASB serupa dengan struktur FASB. GASB memeiliki dewan penasehat yang bernamaGovernmental
Accounting Standards Advisory Council (GASAC).
Standar
ini dinamakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally
Accepted Accounting Principles). Standar ini diperlukan sebagai patokan
(pedoman) dalam penyusunan laporan keuangan yang baku. Dengan adanya standar
ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan aktivitas perusahaan dapat
mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan operasional
maupun financial perusahaan secara baku (yang secara standar diterima umum) dan
transparan.
GAAP
bersumber dari beberapa ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh berbagai
organisasi pembentuk standar akuntansi di Amerika (FASB, EITF, AICPA dan SEC).
ketetapan-ketetapan yang dikeluarkan oleh masing-masing organisasi tersebut
memiliki tingkat kewenangan (otoritas) yang berbeda. Hierarki GAAP yang
diterbitkan oleh FASB menentukan sumber prinsip akuntansi dan kerangka kerja
Kawasan Eropa
Badan pembuat standar akuntansi di untuk kawasan
Eropa ialah IASB (International Accounting Standard Board). Standar yang dibuat
oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia. Hal ini
karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan
perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis
menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).
4. Jepang
Negara
Jepang bergantung pada pinjaman bank. Penyusunan standar akuntansi di Jepang
terutama merupakan fungsi pemerintah dengan sejumlah input pendukung dari JIPCA
(Japanese Institute of Certified Public Accountants). Pemerintah pusat
mengendalikan dengan ketat semua hal yang terjadi dalam akuntansi di Jepang.
Jalur utama penyusunan standar akuntansi di Jepang di kelola oleh Mentri
Keuangan melalui sebuah badan penasehat yang bernama Business Accounting
Deliberation Council.
5. Jerman
Badan
yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar akuntansi yaitu GASB
(German Accounting Standards Board). GASB dibentuk untuk mengembangkan suatu
standar Jerman yang sesuai dengan standar akuntansi internasional. GASB telah
mengeluarkan GAS (German Accounting Standards) atau Standar Akuntansi Jerman
untuk permasalahan seperti laporan arus kas, pelaporan segmen, pajak tangguhan,
dan translasi mata uang asing. Namun pada tahun 2003, GASB menerapkan strategi
baru dan menyelaraskan program kerjanya dengan usaha IASB untuk mencapai
konverjensi standar akuntansi secara global. Perubahan ini mengakui ketentuan
Unit Eropa atas IFRS bagi perusahaan emiten pada tahun 2005.
6. Perancis
Dasar utama aturan akuntansi adalah Hukum
Akuntansi 1983 dan Dekrit akuntansi 1983 yang memuat Plan Compatible General
wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki
manual akuntansi. Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi
antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan kelompok
yang dikonsolidasikan. Hukum Perancis memperbolehkan perusahaan Perancis untuk
mengikuti Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial
Reporting Standards-IFRS). Alasannya, banyak perusahaan multinasional dari
Perancis yang mencatat sahamnya di luar negeri.
Lima organisasi utama yang terlibat dalam proses penetapan
standard di Perancis:
a. Counseil National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi
Nasional)
b. Comite de la Reglementation Comptable atau CRC (Komite Regulasi
Akuntansi)
c. Autorite des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar
Keuangan)
d. Ordre des Experts-Comptables atau OEC (Ikatan Akuntan Publik)
e. Compagnie Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC
(Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional)
7. Malaysia
Seperti
Indonesia, sistem resmi Malaysia berasal dari Inggris. Seperti yang sudah
diperkirakan, sistem akuntansi ini juga membidik untuk bertemu dengan informasi
yang diperlukan oleh investor. The Malaysian Institute of Accounting (MIA)
telah didirikan dibawah pengawasan regular perkumpulan profesi akuntan di
Malaysia. Tapi, Malaysia merestrukturisasi sistem akuntansinya pada tahun 1997
dengan Financial Reporting Act, yang dibuat oleh Fiancial Reporting Foundation
(FRF)/ Badan pelaporan keuangan dan Malaysian Accounting Standart Board (MASB).
FRF mengawasi pekerjaan MASB tetapi tidak terlibat dalam proses standarnya.
MASB adalah badan independen yang di ciptakan untuk mengembangkan dan
mengajukan standar akuntansi di Malaysia.
8. Rusia
Meskipun situasi ekonomi di Rusia telah
meningkat, negara ini berbeda dengan negara transisi lainnya. Pertama, saham
perusahaan baru masih kecil dibandingkan dengan yang lain. Yang kedua,
banyaknya unit prodeksi bergaya soviet lama yang mesih berfungsi meskipun dalam
keadaan merugi. Kemampuan negara ini untuk tumbuh berasal dari Sumber Daya
Alamnya, contohnya minyak dan gas, lebih jauh mereka mendominasi dengan
monopoli lamanya yang tidak berubah.
Dalam Federasi Rusia,
pemerintah mempunyai kontrol tunggal atas akuntansinya. Sebagai hasil dari
latar belakang negara sosialis. Standar akuntansi Rusia diformulasikan untuk
melacak input dan output. Karena itulah standar mencerminkan sedikit tentang
nilai dan laba. Perusahaan di Rusia lebih condong merubah laba untuk menghindari
pajak dan merubah pendapatan agar terlihat lebih menguntungkan bagi investor.
Umumnya menteri keuangan Rusia membuat ketetapan
akuntansi. tetapi, CBRF yang bertanggung jawab untuk membuat standar akuntansi
dan audit untuk bank dan institusi kredit. Sebagai tambahan CBRF memonitor
mereka dan meneapkan persyaratan modal minimum.
Pada tahun 2002 perdana menteri Rusia
mengumumkan bahwa perusahaan Rusia dan bank harus membuat laporan keuangan yang
sesuai dengan IFRS pada aawal tahun 2004. lebih spesifik lagi semua pernyataan
konsolidasi oleh perusahaan dan bank harus disiapkan dengan IFRS. Laporan
keuangan bank individual juga harus disiapkan dengan IFRS tetapi untuk
perusahaan individual harus lanjut menggunakan GAAP Rusia.
9. India
Pada tahun 50-an, lebih dari 50% penduduk India
berada dalam kemelaratan. Walau bagaimanapun India telah meningkatakan taraf
ekonomi secara signifikan dalam dekade terakhir ini. Tidak hanya tingkat
kemiskinan yang telah berkurang, tetapi pertumbuhan ekonomi telah meningkat dan
berbagai macam indikator sosial telah meningkat seperti Harapan hidup dan melek
huruf.
Karena yang diterapkan di India berasal dari
inggris, standar akuntansinya memusatkan pada kebutuhan informasi daripara
investor. Pada tahun 1949, ICAI (Institute of Chartered Accountants in India)
dibentuk sebagai organisasi nasional dari akuntan yang telah terdaftar di
India. Kemudian ASB (Accounting Standard Board) didirikan untuk merumuskan
standard akuntansi untuk membantu dewan ICAI dalam menciptakan dan merubah
standar akuntansi di India. ICAI adalah anggota penuh dari IFAC (International
Federation of Accountants) dan diharapkan untuk memajukan IFRS (International
Financial Reporting Standards) dalam mencapai harmonisasi internasional.
Seperti contohnya, ASB memberikan pertimbangan terhadap IAS (International
Accounting Standards) dan IFRS yang diterbitkan oleh IASB (international
Accounting Standard Board) dan mencoba untuk mengimplementasikannya dalam
standar mereka sampai batas yang memungkinkan, mengingat keadaan di sekitar
India.
10. Indonesia
Berdasarkan seajarah, sistem akuntansi Indonesia
didasari oleh sistem akuntansi Belanda sebagai hasil dari pengaruh Belanda di
negeri ini. Tetapi, ikatan antara kedua negara rusak pada pertengahan tahun
1900. Indonesia berubah mengikuti praktik akuntansi AS. IAI didirikan pada
tahun 1959 untuk membimbing akuntan Indonesia. Pada tahun 1970 IAI membuat kode
dan diadopsi oleh prinsip dan dasar akuntansi berdasarkan GAAP Aspada waktu
itu. Sistem akuntansi Indonesia berfokus kepada informasi yang dibutuhkan oleh
investor diatas permintaan pemerintah. Pada tahun 1974, IAI membuat komite
standar akuntansi keuangan untuk membuat standar keuangan.
Indonesia
telah membuat perkembangan ekonomi yang bagus pada dekade yang lalu. Tetapi
krisis fiansial asia membuat negara ini menuju ke arah kemiskinan. Sejak
krisis, Indonesia telah melakukan beberapa perubahan sosial dan politik. Yang
menghasilkan perubahan substansial dan merubah drajat kemakmuran sperti sebelum
krisis.
Pada tahun 1994, komite standar akuntansi keangan direkonstruksi
sebagai aturan standar akuntansi yang lebih independen atas IAI, sekarang DSAK
bekerja untuk mengharmonisasi standar akuntansi indonesia dengan IFRS.
PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Perkembangan
Akuntansi
Sejalan
dengan perkembangan sejarah dan peradaban manusia, akuntansi sebagai salah satu
hasil temuan manusia, ikut pula berkembang. Mulai dari pencatatan yang primitif
dan sangat sederhana, akuntansi berkembang semakin kompleks selaras dengan
semakin kompleksnya dunia usaha dan masyarakat akhir-akhir ini. Akuntansi telah
mengembangkan konsep dan teknik-teknik baru untuk mengimbangi kebutuhan akan
informasi keuangan yang terus meningkat dan beragam. Tanpa informasi yang
akurat dan tepat waktu, banyak sekali keputusan ekonomi dan bisnis yang akan
tertunda dan salah.
Akuntansi
primitif atau pra industrialisasi
Masyarakat
dalam berbagai jenjang peradaban memiliki tipe catatan yang berbeda-beda
mengenai aktivitas ekonominya. Berdasarkan hasil penelitian sejarah, catatan
tertua yang diketahui adalah lembaran dari tanah liat yang memuat
catatan-catatan pembayaran upah di Babylonia sekitar 3600 tahun sebelum Masehi.
Selain itu, terdapat bermacam-macam bukti adanya pemeliharaan catatan dan
sistem-sistem kontrol akuntansi yang dijumpai di Kerajaan Mesir Kuno dan
Negara-negara Yunani. Adapun catatan-catatan berbahasa Inggris yang pertama
kali dijumpai adalah catatan-catatan untuk memastikan sumber-sumber keuangan
pada masa kekuasaan William the Conqueror (abad ke 11).
Kebanyakan akuntansi awal ini hanya berhubungan dengan aspek-aspek
yang terbatas dari aktivitas-aktivitas keuangan swasta atau pemerintah.
Catatan-catatan keuangan yang lengkap untuk suatu aktivitas usaha, baru
berkembang pada abad pertengahan dalam rangka menanggapi kebutuhan-kebutuhan
perniagaan yang berkembang di Italia.
Perkembangan
akuntansi dalam abad pertengahan
Perang
Salib (sejak akhir abad ke 11 hingga akhir abad ke 13) memberikan dorongan bagi
perkembangan perdagangan di kota-kota Italia yang selanjutnya membuka hubungan
baru ke arah timur (Asia). Tumbuhnya pusat-pusat perdagangan di kota-kota
Italia tersebut penting sekali bagi perkembangan akuntansi dalam abad
pertengahan. Karena pada masa itu bermunculan agen-agen dan partnerships.
Partnerships atau ventura ini memungkinkan pembagian risiko dalam
perjalanan-perjalanan laut yang panjang. Partnerships ini jugalah yang
memungkinkan penggabungan antara kapitalis yang kaya dengan semangat avonturir
pelaut-pelaut muda. Didalam silent partnerships (semacam CV sekarang) yang
disebut commenda, modal yang diberikan oleh silent patner (seperti kedudukan
persero komanditer dalam CV) sebenarnya merupakan pinjaman kepada patner yang
aktif. Dengan pengaturan seperti ini maka bunga atas pinjaman, yang pada waktu
itu diharamkan oleh gereja, dapat dihindarkan. Adanya pemisahan antara pemodal
dan pekerja itulah yang menjadikan partnerships sangat penting dalam
perkembangan akuntansi.
Suatu
sistem tata buku berpasangan (double entry) yang secara kuat dipengaruhi oleh
pedagang-pedagang Venesia, ditemukan dalam bentuknya yang lengkap didalam
catatan-catatan seorang pedagang di Genoa (Italia), yang berasal dari tahun
1340. Karya tulis pertama yang
mengulas tata buku berpasangan berjudul Summa de
Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita dipublikasikan di Venesia (Italia) dalam tahun 1494. Pengarangnya,
seorang biarawan katolik dari orde Franciscan bernama Luca Pacioli, adalah
seorang ilmuan dan ahli matematika yang semasa hidupnya mengajar diberbagai
universitas di Perugia, Naples, Pisa dan Florence. Sekalipun Luca Pacioli bukan
merupakan penemu sistem tata buku berpasangan, namun bukunya sangat membantu
penyebaran gagasan mengenai tata buku
berpasangan ke seluruh Eropa.
Pada
pertengahan abad ke 15 kota-kota di Italia mulai pudar pamornya dan menjadi
kurang penting baik sebagai pusat kegiatan politik maupun perdagangan, sebagai
akibat ditemukannya daerah-daerah jajahan baru. Sejak itu, secara
berangsur-angsur pusat perdagangan berpindah ke Spanyol, Portugis, Negeri
Belanda, Inggris, Prancis, dan Belgia. Sejalan dengan perpindahan pusat-pusat
perdagangan tersebut, sistem tata buku berpasangan menurut metode Italia
menjadi tersebar luas ke negara-negara lain.
Di dalam
abad ke 16 bermacam-macam buku ditulis oleh pengarang-pengarang Jerman, Belanda
dan Inggris di samping penulis-penulis Italia. Semua buku ini pada dasarnya
serupa seperti apa yang ditulis Pacioli. Bahkan elemen-elemen dasar dari sistem
pembukuan berpasangan tetap berlanjut tanpa mengalami perubahan, kendatipun
perkembangan organisasi usaha serta sistem pemerintahan menjadi semakin
kompleks.
Hal-hal
penting dalam perkembangan akuntansi pada abad pertengahan adalah perkembangan
ilmu berhitung dan dipergunakannya mata uang secara luas sebagai alat
pertukaran. Dengan dikenalnya angka Arab yang lebih sederhana, maka dominasi
angka-angka Romawi yang digunakan selama berabad-abad sesudah ditemukannya
system tata buku berpasangan menjadi tenggelam dan banyak ditinggalkan,
sebaliknya pertumbuhan akuntansi menjadi kian pesat karenanya.
Pada abad
ke 17 dan ke 18 buku-buku teks mulai mempersonifikasikan semua rekening dan
transaksi, sebagai usaha dari para penulis untuk merasionalisasikan kaidah
pendebetan dan pengkreditan rekenign atau perkiraan. Perkembangan lainnya
adalah dibuatnya perhitungan rugi laba pada setiap akhir tahun, dan tidak lagi
dibuat pada setiap akhir ventura sebagai mana sebelumnya. Perkembangan ini
terutama disebabkan oleh semakin jarangnya suatu partnership yang hanya dibuat
untuk keperluan satu transaksi. Kegiatan usaha mulai diorganisasikan untuk
menciptakan kelangsungan aktivitas perdagangan maupun manufaktur dalam jangka
panjang.
Perkembangan
akuntansi modern, abad 18 sampai 20
Suatu tonggak penting yang mengawali perkembangan akuntansi modern
adalah terjadinya revolusi industri di Eropa Barat pada abad ke 18 sampai
pertengahan abad ke 19, berpengaruh besar terhadap perkembangandan pemanfaatan
system tata buku berpasangan. Pada saat itu, terjadi peralihan dari industri
kerajinan yang dikerjakan dengan tangan dan bersifat individual ke sistem pabrik,
yang memacu penggunaan mesin untuk menghasilkan produk-produk yang identik
dalam jumlah besar. Ekspansi operasi-operasi bisnis yang diprakarsai oleh
revolusi industri makin meningkatkan kebutuhan terhadap uang dalam jumlah besar
untuk membangun pabrik-pabrik serta membeli mesin-mesin. Dari sinilah kemudian
timbul bentuk badan hukum yang memungkinkan suatu organisasi usaha memperoleh
sejumlah besar modal dari masyarakat melalui penjualan saham. Untuk pertama
kalinya status badan hukum setingkat PT itu ditetapkan secara sah di Inggris
dalam tahun 1845. Pada saat itu, kebutuhan untuk menentukan harga pokok dari
sejumlah besar produk buatan mesin menjadi meningkat karenanya. Hal ini
mempengaruhi timbulnya spesialisasi akuntansi biaya dan akuntansi untuk penyusutan
aktiva tetap.
Revolusi industri dengan cepat menyebar ke Amerika Serikat, yang
sesaat setelah perang saudara ( Civil War) tumbuh menjadi suatu negara industri
terkemukan di dunia. Akumulasi modal dalam jumlah besar pun menjadi sangat penting
di negeri Paman Sam ini, terutama untuk membuka atau mendirikan sejumlah bisnis
baru dalam industri-industri seperti manufaktur, transportasi, pertambangan,
pelistrikan serta komunikasi. Seperti halnya di Inggris, di Amerika Serikat
corporation juga merupakan badan hukum yang diberi fasilitas untuk
mengakumulasikan sejumlah besar modal Dari masyarakat melalui penjualan saham.
Hampir seluruh perusahaan besar dan sejumlah perusahaan kecil di
Amerika Serikat diorganisasikan sebagai corporation, kebanyakan karena
pemilikannya hanya ditunjukkan oleh dan terbatas pada jumlah saham yang dengan
mudah dapat dipindahtangankan. Para pemegang saham dari perusahaan perseroan
ini hanya dapat mengontrol pekerjaan manajemen perusahaan secara tidak langsung.
Mereka memilih dewan direksi yang selanjutnya menetapkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan umum perusahaan dan menyeleksi tenaga profesional
yang secara aktif akan mengelola perusahaan.
Perang
dunia kedua
Pada awal PD II, Jepang berhasil merebut daerah jajahan Sekutu
termasuk Indonesia. Jepang mencetuskan perang melawan Sekutu pada tanggal 8
Desember 1941, dengan cepat bergerak dan pada tanggal 9 Maret 1942 memaksa
Pemerintah Hindia Belanda untuk menyerah tanpa syarat di Kalijati. Sejak saat
itu praktis Jepang menggantikan kedudukan Belanda sebagai penjajah Indonesia.
Hal ini mengakibatkan terhentinya operasi perusahaan-perusahaan serta
kantor-kantor akuntan Belanda di Indonesia. Pendidikan menjadi semakin terbengkalai
dan keadaan rakyar pada umumnya kian menderita dan sengsara.
Hingga akhir perang dunia kedua, yaitu saat Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, ternyata keberadaan Jepang
di Indonesia tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap metode pembukuan
yang ada pada saat itu. Praktek-praktek akuntansi Jepang terbatas hanya untuk
mencatat kegiatan-kegiatan mereka dan itu pun dilakukan dengan menggunakan
huruf kanji.
Era
multinasional
Perkembangan teknologi komputer dan telekomunikasi yang begitu
pesat pada tahun 80 an, menyebabkan tidak terhindarnya kebutuhan terhadap
informasi keuangan yang semakin akurat dan semakin cepat. Perkembangan
lingkungan teknologi ini menuntut ilmu akuntansi untuk beradaptasi sesuai
dengan perkembangan yang ada. Ilmu akuntansi pun memanfaatkan teknologi
komputer dalam perkembangan lanjutannya. Sejak menggunakan teknologi komputer,
sistem akuntansi dan pelaporannya semakin rapi, teratur, cepat dan akurat. Sehingga
kebutuhan informasi keuangan dari berbagai pihak yang membutuhkannya dapat
dipenuhi secepat yang mereka butuhkan.
Sumber Referensi
Rudianto. 2009. Pengantar
Akuntansi, Jakarta: Penerbit Erlangga
Fauzi, 1993. Prinsip Akuntansi Keuangan, Surabaya: Penerbit Indah
Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar